Sabtu, 20 September 2008

KEBAHAGIAAN BERUMRAH DIBULAN SUCI RAMADHAN 1429 H

Oleh : H. Prayitno Ramelan. S.IP
16 September 2008

Pada bulan suci Ramadhan 1429 H ini penulis mendapat ridho Allah Swt, atas perkenanNya dapat melaksanakan ibadah umrah ketanah suci Mekkah. Perjalanan diawali pada tanggal 3 September 2008 dengan menumpang pesawat Garuda dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara King Abdul Aziz Jedah.Pada ibadah kali ini penulis yang berangkat bersama anak laki sulung (Didit), mantu, besan dan eyangnya mantu bergabung dalam Biro Perjalanan Resi Tour yang dipimpin oleh Ustadzah Ibu Hj. K. Moethalib yang merupakan guru penuntun agama dari istri. Semua pengurusan yang dikendalikan oleh Mbak Ita dan Mas Wawan , Alhamdulillah semuanya lancar.

Rombongan pertama berjumlah 12 orang berangkat bersama Ibu Moethalib pada tanggal 3 September 2008 jam 08.40 Wib. Keterlambatan dari jadwal hanya 30 menit dari yang direncanakan. Salut untuk temanku Emir Satar.Selama perjalanan cuaca cukup baik hanya saat melintasi timur Sumatra terdapat Haze dan pesawat agak bergoyang karena adanya clear air turbulance. Alhamdulillah pesawat selamat mendarat di Jeddah pada pukul 14.15 waktu setempat. Udara sekitar 33 derajat Celsius.

Bagi yang berpuasa Insya Allah pahalanya ditambah karena waktu Jeddah mundur kebelakang 4 jam. Jadi jamaah berpuasanya 16 jam. Yang masih mengherankan pada bandara sesibuk Jeddah, para penumpang harus turun lewat tangga yang cukup tinggi dari pesawat Boeing 747-400, naik bis dan baru masuk terminal kedatangan yang terasa sederhana. Agak merupakan masalah bagi jamaah yang sudah tua.Proses imigrasi berjalan lancar, setelah semua kopor-kopor diambil, dengan bus yang sangat besar dan bagus, rombongan dibawa menuju ke Hotel Trident. Hotelnya cukup baik, dan pengaturan kamar dan kopor juga baik. Sholat Dhuhur dan Ashar dikamar masing-masing. Proses diatur oleh seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Arab Saudi, Robbi Syauki. Buka puasa dihotel, dengan makanan yang beragam, mulai dari korma segala macam, jus, teh ,kopi, buah segar, dan main course yang sangat beragam. Alhamdulillah.

Setelah shalat Magrib dan Isya, juga tarawih dikamar masing-masing, pada jam 22.00 rombongan berangkat menuju Madinah. Saat berangkat terjadi hujan, katanya hal yang sangat jarang terjadi. Perjalanan memakan waktu sekitar 5 jam, pada pukul 03.00 rombongan tiba di Madinah dan menginap di Hotel Al-Harram diseberang hotel Oberoi. Setelah mandi, makan sahur, jamaah menuju Mesjid Nabawi yang nampak Agung dengan menara dan lampunya yang sangat indah. Udara terasa sangat panas, angin bertiup kencang, suhu sekitar 42 derajat Celsius. Para jamaah dari banyak negara sangat memadati Mesjid Nabawi. Berdua dengan anak laki sulung, sholat dapat dilaksanakan dibagian tengah masjid.

Maka mulailah rangkaian ibadah sebagaimana yang diajarkan Ibu Moethalib, Shalat Tahiyyatul Masjid, Shalat Sunnah Wudhu, Shalat Sunnah Taubah, Shalat Sunnah Tahajud, Shalat Sunnah Qobliyah Subuh. Kemudian shalat Subuh berjamaah….sangat terasa dihati ini rasa bersyukur dapat kembali ke Masjid Nabawi.Setelah Subuh, mencoba dengan anak menuju ke Raudah (ditandai dengan karpet abu-abu), walau agak ramai, Alhamdulillah, dengan ridho Allah kami dapat shalat sunnah 2 rakaat ditempat suci tersebut yang disabdakan Rasullulah sebagai salah satu tempat yang qobul apabila kita berdoa kepada Allah Swt. Amin. Setelah sholat kembali penulis membawa anak masuk barisan berusaha berziarah kemakam Rasulullah, Alhamdulillah walau agak berdesak-desak, atas perkenan Allah, kembali niat terlaksana …Assalammualaika ya Rasulullah.

Dengan perasaan gembira dan syukur yang mendalam, pada ketibaan pertama di Madinah, niat-niat telah dapat terlaksana. Mulai siang itu rombongan melakukan ibadah di Mesjid Nabawi, baik shalat fardhu, termasuk shalat dhuha dan shalat tarawih. Pada acara buka puasa pertama, kami bertiga (penulis, Didit dan Mas Wawan) bergabung dengan jamaah lainnya di Mesjid Nabawi. Plastik telah digelar diatas karpet, minuman air zam-zam disiapkan, minuman semacam jahe juga dibagikan, tidak lupa korma, roti Arab, dan yoghurt. Warga yang hidup di Madinah berkecukupan berusaha menyiapkan hidangan ringan berbuka puasa, bahkan dengan agen-agennya yang setengah memaksa agar jamaah mau duduk ditempat yang mereka siapkan. Menarik memang, mau bersedekahpun harus agak memaksa. Tapi niatan tersebut sangat dihargai. Kapan kita akan melakukannya dinegara kita?

Karena bulan Ramadhan, biasanya jamaah setelah shalat dzuhur tidak pulang, tetap berada di Mesjid Nabawi, ada yang tidur, ada yang mengerjakan shalat, ada yang berzikir. Jadi kapan lagi waktu dimanfaatkan keberadaan ditempat suci tersebut, jauh lebih bermanfaat daripada tidur dikamar hotel. Shalat Tarawih dilakukan 23 rakaat (3 witir), suratnya panjang-panjang, doanya panjang. Walau lama, surat yang dibaca imam terasa sangat indah dan benar-benar dapat dinikmati. Ternyata di Saudi terdapat pendidikan calon Imam masjid besar, dengan pendidikan bertahun-tahun, seorang pemuda yang berbakat dan hafal Al Quran harus terus berlatih secara Spartan agar dapat terpilih sebagai kader imam. Kiranya perlu juga kita membuat pendidikan calon imam serupa ditanah air.

Pada hari Kamis rombongan dibawa melakukan tour ke mesjid Quba melakukan shalat sunnah 7 kali, yang pahalanya seperti menunaikan ibadah Umrah. Melihat mesjid Qiblatain, mesjid Bilal, dan kepasar Kurma, membeli kurma Nabi dan kurma vitalitas untuk oleh-oleh.Pada hari Jumat, rombongan melaksanakan shalat Jumat di Nabawi, dan Alhamdulillah kembali dapat melaksanakan shalat sunnah di Raudah. Pada malam harinya rombongan pertama bertemu dengan rombongan kedua (6 orang) di Hotel Green Palace (disebelah Oberoi) yang dipimpin oleh Bapak H.Rennier Latief.Pada hari Sabtu pagi, kami bertiga (Didit dan Wawan) setelah sembahyang Dhuha, kembali berziarah wadha kemakam Rasulullah, berpamitan kepada beliau.

Setelah itu rombongan berangkat menuju ke Mekkah dengan bis. Rombongan melakukan Miqot di Bir Ali, dan sudah mandi untuk berumrah di hotel, bagi pria sudah mengenakan pakaian Ihram. Di Bir Ali dilaksanakan Niat ibadah Umrah, sholat sunnah dua rakaat. Mulai itulah kita harus berhati-hati menjaga kesucian, berbicara, tidak memotong kuku tidak menarik rambut hingga rontok. Kalau terjadi akan kena Dam (denda) seharga seekor kambing (250 real).Perjalanan ditempuh selama 4,5 jam. Yang menarik, saat mengisi bensin di perjalanan, iseng-iseng ditanyakan harga bensin, ternyata harga solar kalau dikurs 700 rupiah, bensin 1250 rupiah. Harga tersebut jelas sangat jauh bila dibandingkan harga di Indonesia. Mobil-mobil mewah berlalu lalang, ternyata di Saudi Arabia mobil pribadi tidak dikenakan pajak.

Kondisi tersebut sangat bertentangan dengan keadaan wilayahnya, sepanjang jalan baik dari Jeddah-Madinah, atau Madinah-Mekkah yang terlihat hanyalah padang batu, pasir yang kering dan gersang.Jadi kenapa bisa begitu di Arab?. Sumber daya alam dimanfaatkan baik untuk kesejahteraan raja, negara dan masyarakatnya. Tidak ada yang berani main-main dengan hukum. Sekali seseorang melakukan pelanggaran pidana, seperti mencuri, membunuh dan tindak pidana lainnya, dia akan berhadapan dengan hukum Islam. Dipotong tangannya, mulai dari pergelangan, siku dan bahu. Apabila membunuh, maka dia akan dipancung dimuka keluarga yang dibunuhnya. Law enforcement-nya sangat jelas dan tidak ada kompromi, menakutkan dan mengerikan.

Setelah tiba di Mekkah, rombongan menginap di Hotel Surya dibelakang Hilton. Menjelang Sholat Isya rombongan memasuki Masjidil Haram, MasyaAllah, jamaah yang beribadah sangat banyak, mirip dengan musim Haji...Inilah uniknya Umrah dibulan Ramadhan. Maka setelah shalat Isya berjamaah di Masjidil Haram, rombongan melaksanakan Tawaf, Sa’i dan Tahalul. Tawaf dilakukan saat shalat tarawih, tetap agak ramai, rombongan terpencar, saya tawaf bersama Mas Rennier yang berjalan dengan tenang dan senyum, terlihat sangat ikhlas dan berpengalaman. Dikatakan oleh Mas Tomy (adiknya), semua sebaiknya kita lakukan dengan tenang dan sabar, baru kita dapat menyerap energi yang sangat besar disekitar Kabah. Selesai tawaf, kelompok dapat melakukan doa dimuka Multazam, dan dapat sholat di Hijjir Ismail. Seluruh kelompok ahirnya dapat bertemu saat hampir selesai Sa’i. Acara doa dan tahalul dipimpin dan dilakukan oleh pembimbing Ibu Moethalib. Alhamdulillah, maka selesailah rangkaian ibadah umrah.

Mulai hari senin tanggal 8 September 2008, rombongan melakukan rangkaian ibadah di Masjidil Haram yang suci itu. Semua kegiatan ibadah, zikir, doa, dikerjakan dengan sepenuh hati, tanpa mengenal lelah dan mengantuk. Selalu kami berusaha melaksanakan ibadah dihalaman sekitar Kabah, yang apabila selesai mengerjakan shalat, mata dapat langsung memandang Kabah dengan penuh perasaan dan doa yang tidak pernah putus. Yang juga sangat membantu adalah saat berbuka puasa, dihotel disiapkan makanan dengan menu seperti di Indonesia, ada bubur kacang hijau, kolak, soto, rawon, ayam goreng, gado-gado, bukan main perut dan lidah tetap bisa menikmatinya. Yang memasak catering warga Madura di Mekkah.

Pada malam hari sekitar jam satu kembali kami bertiga melakukan tawaf mengelilingi kabah, Penulis melakukan satu rukun (tujuh putaran) tetapi Didit dan Wawan melakukan dua rukun. Keistimewaan yang sebaiknya kita manfaatkan selama selama berkesempatan di Masjidil Haram…. setiap detik Malaikat Jibril terus menurunkan 120 Rahmat dari Allah. Terdiri dari 60 Rahmat yang akan kita terima apabila kita melakukan tawaf, 40 Rahmat apabila kita melakukan shalat dan 20 Rahmat akan diberikan apabila kita memandang Kabah dengan sepenuh hati. Jadi apabila kita sedang berada di Masjidil Haram, sangat sayang apabila tidak memanfaatkan keberadaan kita tersebut, semakin banyak kita beribadah jelas akan semakin banyak tabungan kita bukan?

Pada tanggal 8 pagi rombongan pertama yang digabung dengan rombongan kedua diajak tour ke Jabal Rahma, Jabal Zur, Mina, Padang Arafah.Pada tanggal 9 pagi setelah shalat Subuh berjamaah dan masing-masing shalat Dhuha, maka rombongan melaksanakan tawaf wadha (perpisahan), dibimbing oleh pembimbing Ibu Moethalib. Dijelaskan oleh beliau bahwa yang sangat penting adalah bagaimana hati kita kita buka, dengan tulus sepenuh hati, berhubungan dengan Allah, apa yang kita wiridkan adalah hukumnya. Dengan perlahan rombongan mengelilingi Kabah, tak terasa air mata mengalir, kita memohon ampun kepada sang pencipta, Yang Maha Kuasa atas segala dosa yang kita perbuat selama ini, dan ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah kita terima dari Allah Swt.

Setelah selesai Tawaf, kita melaksanakan sholat sunnah tawaf 2 rakaat, kemudian berdoa yang dipimpin oleh Ibu Moethalib, Ya Allah, sangat terasa kesedihan kita akan berpisah dengan Kabah, akan meninggalkan tempat yang sangat suci ini, ya Allah semoga engkau mengijinkan, memanjangkan umur kami dan memberi kesempatan kepada kami untuk kembali berkunjung kemari. Ya Allah semoga engkau mengabulkan semua doa-doa kami selama berada ditanah suci ini. Amin.Kami kemudian keluar dari masjidil Haran, melambaikan tangan kepada Kabah, dengan berjalan menyamping….Alhamdulillah Ya Allah kami telah selesai melaksanakan ibadah umrah dengan lancar.

Pada siang hari rombongan berangkat menuju ke Jeddah, perjalanan ditempuh sekitar satu jam. Sempat meninjau Makam Siti Hawa, meninjau Mesjid terapung, dan kembali menginap di Hotel Trident. Kembali buka puasa di restoran Hotel dengan aneka hidangan yang bukan main. Malam harinya acara tour ke Gaza dan Pertokoan Al-Balad. Rata-rata jamaah Indonesia pasti sudah berkunjung ke TAP (Toko Amir Perfumes), Amir orang Indonesia yang sukses dan mempunyai toko cukup besar di Al-Balad. Harga Parfum dapat dikatakan murah karena free tax.

Pada tanggal 10 September 2008, rombongan kembali ketanah air dengan pesawat Garuda, yang kembali jam penerbangannya hanya terlambat 20 menit. Selama diperjalanan buka puasa dan sahur dilaksanakan dipesawat. Para Jamaah dilayani dengan baik oleh para awak kabin, ramah, termasuk mayoritas yang dikelas ekonomi. Penerbangan lancar, aman, cuaca baik, pramugari ramah, makanan enak, minuman cukup, semakin terasa kita dimanjakan Allah SWT. Pada jam 05.00 pagi pesawat dengan lembut mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Semua barang aman, air zam-zam diperoleh, keluarga menjemput dengan gembira. Kita saling berpelukan saat berpisah dengan rombongan.

Sebagai penutup, saya pribadi beserta keluarga mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ibu Hj. K. Moethalib dan Resi Tour atas terlaksananya ibadah Umrah kami dengan dukungan yang sangat baik. Saya Alhamdulillah telah beberapa kali ketanah suci, baik berhaji maupun berumrah, akan tetapi dengan jujur saya sampaikan bahwa bimbingan ibadah umrah kali ini adalah ibadah terbaik yang saya rasakan baik pelayanan, suasana kekeluargaan, khususnya bimbingan ibadahnya. Beberapa arahan dan penjelasan Ibu lebih membuka hati saya dalam berkunjung ketanah suci dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Semoga Allah Swt membalas semua budi baik Ibu.

Juga kepada pengelola Resi Tour (Mbak Ita dan Mas Wawan) saya ucapkan terimakasih yang tidak terhingga.Saya juga sangat terkesan terhadap suasana kekeluargaan dikelompok 12, dimana selain keluarga saya, terdapat Amelia yang agak sakit tapi ceria dan menyenangkan (Insya Allah akan sembuh setelah berdoa disana ya Lia), Dewi yang pengetahuan agamanya cukup dalam, mbak Conny yang murah senyum, Ibu Engkon yang sudah sepuh tapi masih bersemangat, Mbak Ita yang simpatik dan tough, Mas Wawan yang selalu mendampingi kapanpun kita akan ibadah, juga anakku Didit dan Nana yang sangat tekun beribadah, besanku Mbak Tuti yang terlihat sangat berbahagia, Embah yang walau berumur 94 tahun masih semangat dan sehat….dan…. tidak lupa Ibu Moethalib yang doa-doanya bukan main.

Kesimpulannya walau ngantuk kurang tidur dan kini agak batuk, saya sangat berbahagia sekali dalam melaksanakan ibadah umrah kali ini, Alhamdulillah Ya Allah.Apabila ada diantara pembaca yang tertarik untuk Umrah maupun berhaji bersama travel ini, telponnya sebagai berikut : RESI TOUR (Telp. 62-21-75913285 / 86, Fax : 62-21-7511578, HP : 0811926251). Maaf saya bukan beriklan, tetapi hanya ingin berbagi nikmat Allah yang alhamdulillah saya dapat melalui Resi Tour, dan Ibu Hj.K.Moethalib-nya.

Tidak ada komentar: